Cari Blog Ini

0 Pengertian, Tahapan, Macam-Macam Dan Manfaat Kultur Jaringan

Rabu, 22 April 2015

Pengertian, Tahapan, Macam-Macam Dan Manfaat Kultur Jaringan

kultur stroberi.resize


Pengertian Kultur Jaringan
Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.
Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Prinsip Dasar Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti protoplasma, sekelompok sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
Teori yang mendasari tehnik kultur jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic potential) sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.
Manfaat Kultur Jaringan
•      Melestarikan sifat tanaman induk
•      Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama
•      Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
•      Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus
•      Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
•      Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur jaringan sehingga menjadi tanaman baru secara lengkap
•      Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim.
Kelemahan Kultur Jaringan
•      Diperlukan biaya awal yang relatif tinggi
•      Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu, karena memerlukan keahlian khusus
•      Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatisasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik.
Keuntungan Kultur Jaringan
•      Pengadaan bibit tidak tergantung musim
•      Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat  (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
•      Bibit yang dihasilkan seragam
•      Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
•      Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
•      Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan  lainnya
•      Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
•      Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
a. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.
b. Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru (Wetherell, 1976). ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell, 1976).
c. Sentrilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga sterail. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
d. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul
Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini, perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase inisiasi, di dalam media harus terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan perbandingan yang dibutuhkan secara tepat (Wetherell, 1976). Hormon yang digunakan untuk merangsang pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti BAP, 2-iP, kinetin, atau thidiadzuron (TDZ).
e. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya terhadap pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan (Wetherell, 1976). Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan. Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Keberhasilan tahap ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
f. Aklimatisasi
Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, tahap aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca , rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.
Macam-Macam Kultur Jaringan
•      Kultur meristem, menggunakan jaringan (akar, batang, daun) yang muda atau meristematik
•      Kultur  anter, menggunakan kepala sari sebagai eksplan
•      Kultur embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang sulit dikembangbiakan secara alamiah
•      Kultur protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sehingga eksplan tanpa dinding
•      Kultur kloroplas, menggunakan kloroplas. Kultur ini biasanya untuk memperbaiki atau membuat varietas baru
•      Kultur polen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya.

Read more

1 proposal tanaman pentas

Selasa, 17 Februari 2015




 LATAR BELAKANG



Untuk meningkatkan pendapatan saat krisis ekonomi, diperlukan usaha-usaha yang bersifat kreatif, pantang menyerah dan beroriantasi pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah. Maka dari itu usaha yang sederhana dan mudah untuk dilirik perlu dikembangkan seperti usaha tanaman hias. Selain dari segi pemasaran, tanaman hias dapat juga dilihat dari cara merawat dan pamantauan dari tanaman itu yang cukup mudah hanya dilakukan penyiraman sekaligus perlakuan khusus pada tanaman. Tanaman hias khususnya tanaman pentas yang sekarang ini sudah banyak varietas –varietas baru yang bermunculan, akan semakin menarik para peminat tanaman hias khususnya pentas yang laku terjual sebagai hiasan di sekitar halaman rumah

1. PENGENALAN PERUSAHAAN

·         Nama perusahaan        : FAFA JAYA FLORA
·         Pemilik perusahaan      : Muhammad Faqih Nurillatif
·         Bentuk perusahaan      : Perseorangan.
·         Bidang usaha               : Tanaman Hias
·         Tempat / lokasi usaha : Jetisan Tegallurung, Bulu, Temanggung
·         Jumlah tenaga kerja     :  5 orang.

2. ASPEK PRODUK YANG DI BUAT
·         Jenis barang yang akan dibuat
a)      Bibit tanaman hias.
b)      Tanaman hias dalam pot.
c)      Bibit Stekan

·         Banyaknya barang yang akan dibuat
a)      Bibit tanaman hias          : 100 bunga.
b)      Tanaman hias dalam pot :   50 bunga.
c)      Bibit Stekan                    : 150 batang.

·         Profil para konsumen yang akan dituju
a)      Individu .
b)      Keluarga.
c)      Toko bunga lain.






3. ASPEK PEMASARAN PRODUK
·         Jasa / produk yang akan dipasarkan : Tanaman hias “ Tanaman Pentas”

·         Profil para konsumen yang akan dituju :                             
a)      Individu
b)      Keluarga
c)      Perusahaan
d)      Toko bunga lain.

·         Potensi pasar
a)      Lokasi daerah pemasaran : Temanggung - yogyakarta

b)      Jumlah potensi pemasaran
1.      Individu            :   5 tanaman.
2.      Keluarga            : 15 tanaman.
3.      Instansi              : 30 tanaman.
4.      Lembaga           : 40 tanaman.
5.      Organisasi         : 45 tanaman.
6.      Perusahaan        : 60 tanaman.

·         Kondisi para pesaing :
            untuk saat ini kami mempunyai beberapa pesaing. Pesaing sangat berpengaruh pada penjualan tanaman kami karena pesaing sudah membuka usaha lebih dulu. Tempat usahanya strategis karena berada dekat dengan pemukiman hijau, sehingga banyak orang yang tertarik.
                                                           i.      Nama perusahaan                     : FAFA JAYA FLORA
                                                          ii.      Jenis Usaha                               : Perseorangan.
                                                          iii.      Lokasi perusahaan                   : Jl. Bulu Temanggung
                                                          iv.      Fasilitas pelayanan                   : Tempat usaha luas, nyaman, sejuk, tempat
                                                  duduk memadai, delivery cepat.                      
                                                            v.      Jumlah konsumen potensial     : 15 orang.

·         Pasar efektif yang dapat dikuasai
            Untuk saat ini pasar efektif yang dapat kami kuasai adalah individu dan keluarga dan perusahaan. Untuk menambah pasar yang dikuasai kami akan mempromosikan Garden House demi kelancaran usaha.
                                                              i.      Nama perusahaan                    : FAFA JAYA FLORA
                                                            ii.      Alamat Perusahaan                  : Jl. Bulu Temanggung
                                                          iii.      kapasitas pembelian                 :  25-50 tanaman


·         Penetapan harga
a)      Harga yang ditawarkan
Rp. 1000 – Rp. 100.000 per tanaman.

b)      Prosedur penetapan harga
Harga jual = Harga beli + biaya eksploitasi + laba yang diharapakan.

·         Distribusi yang akan dilakukan : Distribusi Intensif yaitu menyalurkan barang- barang sembako sebanyak-banyaknya kepada konsumen.

·         Strategi Promosi
a)      Melalui media cetak                              : Koran, brosur, pamphlet.
b)      Melalui media elektronik                      : radio, internet.
c)      Melalui media sales promotion             : menawarkan langsung pada konsumen,
                                                pendekatan dengan konsumen.


4. ASPEK TEKNIS
·         Daerah lokasi usaha : Sekitar Temanggung dan Yogyakarta
·         Proses mempersiapkan kepada pelanggan : Dalam bentuk pot, atau jual bibit.
·         Kebutuhan tenaga kerja : 5orang.
5. ASPEK KEUANGAN ATAU PERMODALAN
·         Sumber modal
a)      Modal sendiri                                              : Rp. 3.000.000
·         Modal / investasi
a)      Mesin / peralatan                                         : Rp. 1.000.000
                                                                                                      ______________  (+)
Jumalah modal investasi                                     Rp. 4.000.000
MODAL KERJA SETIAP PERIODE PERPUTARAN UNTUK 3 BULAN PERTAMA
·         Gaji atau upah
a)      Pemilik perusahaan                                     : Rp. 2.500.000
b)      Tenaga ahli                                                  : Rp. 1.000.000
                                                                                                      ______________ (+)
                              Jumlah kebutuhan gaji                                        Rp. 3.500.000
·         Bahan – bahan baku
a)      Biaya langsung                                            : Rp.    600.000
b)      Upah langsung                                            : Rp.    200.000
c)      Biaya tak langsung                                      : Rp.      50.000
                                                                                                      ______________  (+)
                              Jumlah jebutuhan dana bahan baku                   Rp.    850.000



·         Bahan pembantu
a)      Tas plastik                                                   : Rp.      20.000
b)      Kardus pembelian grosir                             : Rp.      70.000
c)      Perekat                                                        : Rp.      10.000
                                                                        _______________  (+)
Jumlah kebutuhan dana bahan pembaantu         Rp.    100.000

·         Transportasi bahan baku dan pembantu                  : Rp.      50.000

·         Perlengkapan pengadaan bahan baku dan pembantu               : Rp.      50.000
·         Penyusutan                                                              : Rp.      30.000
·         Biaya lain-lain                                                         : Rp.      20.000
                                                                                                    _______________  (+)
Jumlah kebutuhan dana keseluruhan                        Rp.    150.000

Rekapitulasi dana yang dibutuhkan
·         Jumlah modal investasi                                                                                 : Rp. 4.000.000
Jumlah pengeluaran
·         Jumlah kebutuhan gaji                                                        : Rp. 3.500.000
·         Jumlah kebutuhan dana bahan baku                                   : Rp.    850.000
·         Jumlah kebutuhan dana bahan pembantu                           : Rp.    100.000
·         Jumlah kebutuhan dana
a)      Transportasi                                                               : Rp.      50.000
b)      Perlengkapan                                                              : Rp.      50.000
c)      Penyusutan                                                                 : Rp.      30.000
d)      Biaya lain-lain                                                            : Rp.      20.000
                                                                                          _______________  (+)
Jumlah kebutuhan pengeluaran keseluruhan                                Rp. 4.750.000
 Kekurangan biaya = pengeluaran- modal
                                    = 4.750.000-4.000.000
                              = Rp. 750.000
6.  PENANGANAN QUALITY CONTR0L
            Dalam membudidayakan tanaman ini ada tahapan untuk mengembangkanya diantaranya yaitu:
·         Pembibitan dari biji
·         Penaman dalam media  dapat berupa plug try, pot tanah,
·         Pemanenen dengan mengetahui cirri panen yaitu dapat dilakukan saat bunga sudah mekar.
·         Tahap diatas dilakukan dalam green house yang dapat diukur suhu dan kelembapannya.
7.  PENANGANAN LIMBAH
            Untuk limbah seperti bunga ,  ranting, pohon yang mati, dapat dilakukan untuk kompos dan dijadikan pupuk organik bagi tanaman yang lain.
            Selain itu, sisa media yang setelah digunakan dapat diolah kembali sebagai media baru kembali dengandi beri perlakuan khusus.
8. KEPEDULIAN KE LINGKUNGAN SEKITAR PERUSAHAAN
Dalam rangka peringatan hari hari besar perusahan bisa berpartisipasi menyumbangkan bunga untuk ikut serta dalam perayan,selain itu perusahaan juga bisa membagikan bibit bunga untuk tanam  perkotaan.
Read more